Minggu, 30 November 2014

Aku jatuh cinta pada waria dekat lampu merah rumahmu


Purwokerto.
Empat tahun waktu itu,

aku bertemu dengannya di lampu merah yang biasa aku lewati, setelah aku dan kau menempuh pertengkaran-pertengkaran ringan dan ketidaksepahaman yang selalu berupaya saling memahami. 
waria itu dipeluk erat oleh pakaiannya yang berwarna merah muda menyala; nyala yang melawan pekat kehidupan malam; nyala yang membuat segala gelap yang hendak menyergap pulang dengan tangan hampa.
aku membuka kaca helmku, membiarkan ia menghampiriku, berlenggak-lenggok, menggoda, mengerdip manja, bernyanyi dengan nada sumbang tembang-tembang patah hati.
aku jatuh cinta pada tabah tubuhnya yang menerima tamparan-tamparan cambuk kehidupan,
aku jatuh cinta pada kerdip matanya yang menyalakan redup hidup bintang-bintang,
aku jatuh cinta pada kakinya yang melawan serangan kelumpuhan,
aku jatuh cinta pada suaranya yang merdu melagukan harapan yang berkali-kali dipatahkan kenyataan.
pikiranku lebih memilih jatuh cinta padanya malam itu, kekasihku, dibanding jatuh cinta pada pertengkaran-pertengkaran dan ketidaksepahaman kita yang selalu berupaya saling memahami.
Samarinda,2014
By : @AzizPart2